Asi Simbok

2/17/21

Asi Simbok


 Kupanggil perempuan yg melahirkanku ‘mamak’, dan nenek pengemong kala kecil sebagai ‘simbok’. Keduanya sudah tiada di dunia.

Lewat mamak, Ia melahirkan sekaligus memberiku asi dari pusat kasihnya. Lantaran simbok, Ia menyodorkan 'asi jadi-jadiannya' yg sudah tak berisi nutrisi kala tangisku meraja. Mereka mengisahkan bahwa tangisan sewaktu bayiku hanya bisa terdiam dikala beberapa teguk asi memenuhi mulut. Beruntung, mereka tidak menggantikan asi dengan susu sapi atau botol plastik tolol.

Dan suatu ketika, tangisanku kembali bergema menyita perhatian. Simbok yg bingung dikala mamak tak sempat teralihkan,diam-diam 'memaksakan asinya' kemulutku. "Kamu terdiam!", katanya. Lantas, sejak saat itu simbok 'rutin' mengambil alih tangisku berikutnya. :-)

Kisah itu sesal kudengar ketika beranjak dewasa. Namun kurindukan kembali dikala ingatan akan kedua sosok pahlawan kecilku tersebut membelaiku. Baik mamak atau simbok, mereka pernah menjadi perempuan-perempuan hebatku. Mengantar dan meniti hidup kecilku.

Matur nuwun kepada sosok Ibu didunia yg “sudi mendedikasikan” hidup dan waktunya untuk generasi. Walau banyak WANITA didunia bisa melahirkan, namun sedikit yg bisa menjadi IBU!

*selamat hari 'kaum ibu'

December 21, 2015

0 komentar :