JARAK MEKANIS & HUMANIS
Seringkali kita lupa waktu ketika sudah
menemukan sebuah kesenangan atau hobby. Biasanya porsi waktu menjadi
berlebihan. Siang menjadi malam, malam menjadi siang, sampai akhirnya
sebuah titik jenuh menghampiri. Produktifitas menurun, bosan melanda,
dan akhirnya waktu terbuang percuma.
---
Teman saya sangat menyukai animasi. Ia
tekun sekali menggali banyak informasi dan berlatih setiap hari.
Kadang-kadang bisa lebih dari 10 jam, atau bahkan 24 jam tanpa henti.
Hal ini dilakukan setiap harinya secara berulang-ulang. Lambat laun
kesenangannya tersebut menjadikannya seorang ahli. Bisa ditebak, Ia
kebanjiran order secara berkala. Ia senang karena hobbynya ada yang
mengapresiasi, dengan uang tentunya.
Suatu ketika, Ia menemukan banyak teman yang menekuni hobby yang sama. Sampai akhirnya mereka membentuk sebuah komunitas. Singkat kata Ia mendirikan sebuah studio animasi untuk lebih melebarkan sayap bersama rekan komunitasnya. Istilah kerennya, start up.
Suatu ketika, Ia menemukan banyak teman yang menekuni hobby yang sama. Sampai akhirnya mereka membentuk sebuah komunitas. Singkat kata Ia mendirikan sebuah studio animasi untuk lebih melebarkan sayap bersama rekan komunitasnya. Istilah kerennya, start up.
Layaknya sebuah kantor kreatif, kini
jam kerja dan berbagai peraturan mulai didisiplinkan. Mereka membuat
banyak kesepakatan bersama antar teman. Sampai akhirnya beberapa
order berkala mulai berdatangan. Nilai kontrak kerja bisa mencapai
puluhan bahkan ratusan juta. Dan ikatan disana-sini mulai terbentuk,
terutama kesepakatan dengan pemberi job (klien).
Dateline mulai berlaku, kesempatan
bermain-main mulai terbatas. Waktu senggang jarang sekali terjadi,
apalagi waktu tidur, makin berkurang. Setiap hari yang ada hanyalah
bekerja dan bekerja, menyelesaikan berbagai pesanan. Kadang-kadang
terjadi penumpukan pekerjaan yang menyebabkan distribusinya
terlambat. Satu persatu klien mulai protes dan akhirnya penurunan
kualitas mulai terjadi. Kreatif membuat sibuk dan sibuk membuat tidak
kreatif.
Masalah mulai berdatangan, satu demi
satu menghampiri mereka. Dari urusan manajemen, disiplin waktu,
pembagian shift kerja, hingga masalah finansial. Bisa ditebak,
komunikasi yang seharusnya semakin baik dan meningkat justru semakin
jarang. Evaluasi demi evaluasi terbelenggu masalah hati, tidak
enakkan, tegur sapa menurun, sampai akhirnya klien mulai menjauh.
Belum lagi tunggakan listrik 2 bulan, tunggakan bunga bank, modal
yang semakin menipis, dan masalah tetek bengek lainnya. Suatu ketika,
studio mereka bubar dalam keadaan tidak jelas.
Belakangan ada kabar dari seorang teman
bahwa salah satu dari mereka memilih untuk pulang kampung dan bekerja
serabutan. Hobbynya kini menjadi sebuah momok.
---
Ada perbedaan antara bekerja sesuai
keinginan dan bekerja atas tuntutan/kepentingan profesional. Banyak
dari kita menganggap bekerja sesuai kesenangan/hobby adalah yang
paling sempurna. Untuk awal memang IYA. Namun bukan berarti aturan
mainnya sama. Dari ilustrasi diatas terdapat banyak pelajaran, jika
disimpulkan dalam satu kata yang tepat adalah manajemen. Manajemen
team, keuangan, waktu, modal, klien, dll.
Saya tidak akan membahas mengenai
manajemen, karena belum layak bercerita soal itu. Saya hanya ingin
membahas masalah JARAK dalam sebuah pekerjaan atau hobby. Jarak
disini mengenai sebuah ruang (space) yang memisahkan sementara antara
pekerjaan/hobby dengan kehidupan diluar itu.
Salam sebuah hubungan pertemanan atau
keluarga kita sering mengalami. Ketika tidak sering bertemu dengan
teman atau keluarga kadangkala kita merasa kangen dan merindukan lagi
pertemuan tersebut. Ya, itu yang saya maksud. Sebuah jarak yang bisa
dikendalikan untuk menyegarkan kembali isi pikiran dan bathin guna
meningkatkan produktifitas.
Itulah kenapa jam kerja kantor biasanya
sekitar 8 jam setiap hari, istirahat minimal selama 1 jam. Karena
otak kita butuh istirahat seperti layaknya komputer butuh di restart
atau shut down. Jika terdapat sebuah pekerjaan yang belum rampung,
biasanya diadakan lembur, pun membutuhkan istirahat sebelum memulai
lembur. Waktu yang ideal untuk lebur maksimal 3 jam. Setelahnya kita
membutuhkan refresing total dengan melakukan rutinitas lain atau
tidur minimal selama 8 jam sehari.
Kreatifitas ternyata tidak saja
dibutuhkan dalam hal mencipta atau mencari ide saja. Kreatifitas
dalam hal manajemen dan pemilihan aktifitas juga diperlukan. Seperti
halnya pola makan yang beragam cenderung mengatasi kebosanan,
sehingga selalu tampak segar dan bersemangat melakukannya.
Begitu pula kesenangan/hobby, butuh
jarak untuk menyegarkan kembali kreatifitas dan inovasi, sehingga
tidak menjadi sebuah rutinitas yang membosankan. Sesuatu yang
berlebihan cenderung tidak baik dan lebih cepat untuk ditinggalkan.
Sesuatu yang cepat cenderung lebih cepat pula untuk berhenti. Maka
dalam prosesnya kita butuh yang namanya manajemen kreatif. Kreatif
apa saja.
Profesi juga terkadang tidak selalu
berhubungan dengan imbalan uang. Ada kalanya manusia hanya butuh
untuk dipuji, diperhatikan, dan diapresiasi saja. Maka dari itu kita
butuh komunitas atau sosial tertentu untuk mendukung hal tersebut.
Berbeda dengan industri yang tidak mau tau mengenai prosesnya,
cenderung untuk cepat dan mekanis dengan hasil memuaskan. Perbedaan
paling mendasar dari manusia yang humanis dengan mesin/robot yang
mekanis.
TIPS:
Jika Anda sudah lebih sering melakukan
sebuat pola tertentu dalam berkegiatan, bisa jadi Anda mulai
terbentuk untuk mekanis. Ini sangat bertentangan dengan sifat dasar
manusia yang sebenarnya tidak selalu teratur. Coba “ruangkan”
atau jaga jarak antara waktu yang mekanis dan humanis. Bertemu dengan
orang baru dan traveling merupakan sebuah cara yang cukup baik untuk
menghindarinya.
2 komentar :
wah keren mas tulisanya ... menginspirasi dan mengingatkan sebelum beranjak ke start up (istilah kerenya)
terimakasih mas, sangat menginspirasi :) salam seduluran
Post a Comment