Presentasi

Showing posts with label Presentasi. Show all posts
Showing posts with label Presentasi. Show all posts

2/8/17

INI BIANG PRODUKSI ANIMASI JADI MAHAL!


Berawal sebuah pertanyaan di timeline FB saya:

Kenapa Feature Film Animasi 2D (apalagi 3D) di Indonesia Baru 1X Tayang di Bioskop?
Muncul berbagai tanggapan mengenainya, selengkapnya disini:
https://www.facebook.com/hizaro/posts/10154969970548664

Lalu kemudian saya mencoba menulis beberapa alternatif jawaban untuk menanggapinya, dalam bentuk status juga.


INI BIANG PRODUKSI ANIMASI JADI MAHAL! #1

Salah satu yang bikin mahal produksi animasi adalah harga softwares yang muahal. Beberapa (banyak) kreator/studio memilih jalan pintas dengan MEMBAJAK (mungkin kultur pertanian berpengaruh). Pilihan sih, terserah saja!
Kaum-kaum open source beserta komunitasnya, lebih mencari solusi daripada mengeluh atau mengikutinya. Karena perubahan tidak akan menjadi suatu perubahan, sampai perubahan benar-benar terjadi. Demikian, mereka menciptakan FREE & OPEN SOURCE SOFTWARES.

Nah, untuk 2D animasi berbasis hand drawing Krita Foundation menciptakan software KRITA buat umat manusia yang ada di seluruh dunia (halah).
Silakan coba, 'saestu' ngga usah pakai CRACK! Ndak perlu sembunyi dan malu menggunakan software LEGAL ini. GRATIS pulak! (Meskipun free disini lebih ditujukan pada arti kebebasan/freedom).

Tutorialnya? Ngga usah manja ah! Youtube banyak, tinggal search saja. Kalao mau yang berbasis project animasi, saya juga bikin untuk film animasi Roda Pantura. Ayoklah, lanjut nggambar atau mbikin animasi pakai KRITA.
*Ikuti komunitasnya di KRITA INDONESIA (FB)


INI BIANG PRODUKSI ANIMASI JADI MAHAL! #2

7 tahun lalu, ketika saya memutuskan untuk keluar dari sebuah perusahaan game developer di Jakarta, saya menyiapkan sebuah STRATEGI. Bulan Agustus 2009, berbekal sedikit pengetahuan akan Open Source, kemudian nekat membuat forum animasi 3D Blender Indonesia. Pemikirannya sederhana banget. Saya INGIN membuat film animasi feature dengan 100% FOSS (free & open source softwares). Kelak!



Kenapa? Ya, karena waktu itu kaget saat hitung menghitung dan mengkalkulasi biaya pembuatan animasi dengan software BERBAYAR. MAHALNYA! Bayangkan 1 software 3D suite saya bisa mencapai 25jt s.d 35jt, belum software desain, office, atau pun OS (Operating System). Ampun!

2006 saya menemukan Blender 3D, sebuah FENOMENA BARU di bidang CGI. 3D software AMPUH dan teruji profesional. Komunitasnya tersebar di seluruh dunia, karya-karya berbasis Blender 3D mulai menggeser standar Industri CG dunia.

Saya lalu mulai mengopreknya dan beberapa kali membuat proyek-proyek iseng. Sesekali menulis artikel, membuat tutorial, lalu membaginya ke forum, Youtube atau FB. Sampai kemudian perusahaan yang saya dirikan bareng teman-teman terancam bangkrut. Ya akhirnya bangkrut! Hal ini MEMICU saya untuk kemudian aktif sebagai 'penggerak' berbagai komunitas di berbagai daerah di Indonesia. Tak terasa, kini Blender 3D sudah menjadi GAYA HIDUP 3D artist di Indonesia, berkat para BLENDER ARMY INDONESIA di berbagai regional.

Berbagai karya berbasis Blender lalu muncul beragam di Indonesia, dari film pendek, Iklan s.d TV series. Komunitasnya ramai dan seru. Dari Aceh sampai Manado. Kemudian saya punya IDOLA baru, founder Blender Institute, legenda sang dibalik code-code ampuh software ini. Ton Roosendaal.



5 tahun kemudian saya beruntung bisa menghabiskan 5 jam bersama beliau di markas Blender Institute, Amsterdam. Berasa 'sowan simbah'. Lalu curhat sambil minum beer tradisional bersama para team Gooseberry project.
Beliau ini yang mengubah perilaku Industri CG (computer graphic). Ia sendiri yang membukakan pintu studio dan memberikan banyak pencerahan selama perbincangan kami.



"Silakan masuk, anggap saja rumah sendiri ya. Kamu tau, sebagian besar kota ini juga kotamu kan? Ya, karena di masa lampau 'kami pernah mencurinya' dari Indonesia. Ah, itu masalalu. Sekarang saya menggantinya dengan membuat Blender ini untuk kalia
(Saya, Chonie, dan Ton lalu tertawa renyah)
"Open source adalah soal kontribusi!"
--
Terimakasih untuk rekan-rekan komunitas Blender Army Indonesia yang telah menemani perjalanan selama 7th ini. Mari ber-EVOLUSI, Lagi!



INI BIANG MAHALNYA PRODUKSI ANIMASI #3

Sebuah komputer canggih hanya akan menjadi rongsok jika tiada yang bisa menggunakannya. Kita tahu bahwa, orang dibalik layar adalah kunci dari semuanya. Sumber daya manusia (SDM). Di status sebelumnya, soal kenapa biaya produksi animasi mahalnya tak terkira, SDM yg minim dan langka adalah salah satu penyebabnya.

Kira-kira seperti inilah hemat saya.

Animasi di negeri ini bukanlah hal baru, tetapi bukan hal yang terlalu dibutuhkan. Perut, tempat tinggal, dan kebutuhan hedonis masih "lebih penting" diutamakan. Skip! Konon menurut wiki dan cerita-cerita yg datanya blm terlau jelas, animasi sudah mulai ada paska kemerdekaan, 1955. Sejak saat itu pula terjadi status quo. Maksudnya? Karya-karya lain baru muncul selang 20an tahuun kemudian (Huma, dll). Singkatnya th 90an ada beberapa yg berhasil masuk TV nasional (googling aja). Baru kemudian tahun 2000an mulai marak setelah era digital. Animasi menjadi prioritas setelah industri advertising dan TV mulai membuahkan hasil. Faktor lain adalah 'heroik' karena merasa tersaingi oleh negara sebelah. Klasik! Cukup, saya tak akan membahas sejarah disini.

Tidak bisa dipungkiri, jejalan film-film animasi asing baik via bioskop, vcd bajakan, hingga internet, menjadikan animasi menjadi tontonan alternatif. Setelah kenal, suka, maka lahirlah komunitas/forum-forum animasi. Baik yang membahas teknis, atau hanya sekedar kumpul-kumpul ringan. Persepatan industri dan kebutuhannya, memacu kebutuhan akan SDM animasi. Jelas! Kalo ngga, siapa yang bikin? Maka muncul pula komunitas yg lebih serius, juga adanya penjurusan minat di ranah pendidikan (biasanya dari DKV atau IT).

Agak disayangkan konten animasi di bioskop kita cenderung memihak arus mainstream. Hollywood! ya iyalah, bisnis hanya percaya satu ideologi, profit. Sehingga film-film berkualitas baik dari distributor-distributor Eropa, Jepang, kurang terakomodir. Cilakanya pula, film-film Hollywood tersebut berbasis CGI/film 3D. Maka, sebagian besar arah industri bertumpu kesana. Film-film 2D dan berbasis handcraft jarang sekali ada di etalase bioskop.

Apa yang terjadi kemudian? Ya, berbondong-bondong semua belajar animasi langsung keranah komputer grafis. Sementara skill-skill fundamental/dasar semacam drawing, painting, atau animasi tradisional kurang dikuasai/enggan dipelajari. Karena kebutuhan Industrinya adalah 3D. Animator pemula sudah merasa cukup jika skill 3D atau software komputer grafisnya level menengah. Belum lagi skill dasar seperti ACTING, sepertinya tidak pernah menjadi prioritas.

Bertahun setelah mengalami sendiri industri, mereka baru tersadar bahwa ranah CGI adalah MAHAL. Tidak pernah terbayang, sebelum terjun secara profesional, soal harga software, hardware, hingga tetekbengek lainnya. 3D artist kebanyakan hanya sampai level 'Portofolio'untuk bekerja pada tempat yang bisa MENGGAJI sesuai level mereka yang sudah semakin tinggi (senior).
Mau turun gunung membuat studio sendiri tanggung dananya. Mau membuat IP sendiri, tenaganya sudah tersedot pekerjaan service utama. Padahal banyak yang tahu, ada yang bisa dikerjakan dengan handcraft. Apa daya, sudah kaku tangan dan habis tenaga.

Hubungannya dengan langkanya SDM?

Ya, secara tidak langsung, industri mempengaruhi citarasa. Teknologi cdpata sdkali berkembang, film yang hari inij kita tonton, tiba-tiba besok sudah menjadi 'kuno' secara kualitas grafisnya. Sementara jika mengurangi level, malah jadi sepertinorg ajaran (pemula). Mau tak mau, industri membutuhkan SDM yg levelnya 'tinggi'. Bisa jadi karena kebanyakan mengerjakan service untuk pasar Amerika atau Canada. Seperti kita tahu, bahwa untuk level pemula saja dibutuhkan waktu sekitar 2-3th intensif belajar. Intensif! Banyak kendala disini soal fokus belajar. Mau ngga mau, banyak studio yg pada akhirnya, 'rebutan' SDM profesioinal.

Pasar 2D bukannya tidak ada disini. Banyak dari animator yang mengerjakan in between untuk pasar Jepang, Korea, US, Malaysia. Saya sering melihat, skil rata-rata mereka pun sudah 'level dewa'. Walaupun disana, level tersebut 'biasa-biasa aja'. Khusus untuk animasi 2D, jaman sekarang lebih susah ditemukan. Selain skill handrawing yang semakin langka, siapa juga yang mau menggambar dengan target sekitar 20.000 s.d 30.000 gambar sebulan kelar? Tanpa attitude dan fokus tinggi, tak ada yang mampu. Gaji minim pulak.
Sementara negara ini tropis bung! Everyday is sunday :-)
 
Sekolah? Sekolah disini sebagian besar mengedepankan bisnis!

Para ahlinya ada di industri, mereka sibu. Biasanya belajar mandiri, tak paham pipeline, tidak bisa dipekerjakan langsung di Industri. Butuh waktu lagi 'mengajari lulusan kreatif' ini. Apalagi SMK, guru-gurunya sebagian besar adalah guru yg diperbantukan, masih merangkap banyak mata pelajaran, dan sekali lagi kurikulum nasionalnya lemah. Boro-boro menguasai skill 2D dengan baik, menggambar aja 90% hancur, sisanya bisa bagus kalau 'dipaksa'. Lalu sebagai gantinya, skill komputer yg dikejar, balik maning ke 3D! Seringkali, ini yang saya temui dilapangan sejak 2009.

Kerap kali saya dimintai portofolio SDM untuk direkrut, disaat yg sama, stoknya tipis alias sudah 'dipakai'studio lain.

Apa solusinya?

...bersambung ya:-)

2/20/14

9/27/12

Kreatif Jammingan | Workshop & Talkshow





Workshop Open Studio dan Blender Indonesia di Malioboro Mall Yogyakarta dalam acara Wedangan Creative Sharing yang didukung oleh Disperindagkop DIY. Materi workshop seputar animasi dan karya kreatif di Yogyakarta. Saya berkolaborasi dengan IGOS Nusantara, IMAJIKU Workshop, dan 2D artist Roni Setiawan. 

Khusus workshop, saya melakukan kolaborasi dengan Roni untuk mencoba kehebatan software ALCHEMY dan MyPaint. Dalam 30 menit berhasil membuat sebuah artwork spontan berupa sosok robot. Sebelumnya Roni belum pernah menggunakan software MyPaint dan hanya mencoba Alchemy dalam beberapa minggu.

RONI SETIAWAN | PORTOFOLIO

4/12/12

12/9/10

HizaRo Present


Keynote design & animation seminar [at] uns
View more presentations from Hiza Ro
Banyak hal musti disampaikan, banyak pesan harus terfasilitasi, dan tidak sedikit pertanyaan layak mendapat jawaban! Saya ingin bagikan hal itu kepada semua orang lewat dokumentasi SLIDE Presentasi seminar/workshop ini. Tidak banyak, namun akan terus bertambah. Dan ketika semakin bertambah, maka kemungkinan dunia sudah berubah menjadi lebih baik. Bisa jadi lewat Anda dan Saya! Selamat mengunduh :) ~hiza

9/29/10

Blender dan FOSS


Mindset baru Dunia Animasi

Sebelumnya selamat merayakan Software Freedom Day tgl 18 September 2010.
Dalam hemat saya event ini saya kunyah dengan penekanan pada level Festival, atau sering disebut sebuah perayaan. Maka jika di artikel dengan cepat SFD berarti adalah sebuah perayaan kemerdekaan oleh pelaku perangkat lunak (software). Kata lain yang lebih besar dari perayaan adalah sebuah kebangkitan kebangunan rohani. Jadi mari kita mulai perayaan ini dari hati dan rohani kita, bukan saja fisik/jasmani yang diluar tampak begitu manis, namun didalamnya ‘atis’ (dingin;jawa).



Tidak perlu lagi di bahas apa itu definisi FOSS dan apa manfaat yang ada dengan menggunakan FOSS secara sinergis. FOSS akhir-akhir ini menjadi kata kunci bagi sebagian besar masyarakat Linux dengan program pemerintah IGOS. Digulirkan sekitar 2 tahun lalu dan kini menjadi komoditas penting tuntuk dilakukan dan disosialisasikan bersama dengan komunitas didalamnya. Hari-hari para user semakin penuh diisi pembelajaran FOSS. Tidak terkecuali komunitas animasi FOSS, Blender Indonesia.ORG. Tepat setahun yang lalu komunitas ini berdiri dan menjawab kegelisahan banyak seniman digital yang sebelumnya ragu untuk belajar bersama Blender khususnya, dan software pendukung animasi umumnya.

POLA PIKIR FOSS
Terminologi FOSS menjadi banyak perbincangan di berbagai forum dan komunitas. Terutama menyoal analogi yang selalu diartikan ALL FREE, atau gratis, atau tidak perlu membayar.Ironis karena maksudnya free adalah sebuah kebebebasan (freedom), dan kebebasan berbicara masalah inovasi. Bukan saja menggunakan, namun mengembangkan, memodifikasi, dan mendistribusikan. Karena banyak hal tidak bisa ditemui dengan membeli lisensi software propietary karena Anda hanya mempunyai hak pakai secara individu. Jangankan menjual, mengcopy ke komputer lain bisa jadi berurusan dengan pihak legal hukum. itu!.

Blender Indonesia awalnya didirikan sebagai alat pemersatu serangkaian komunitas, studio, dan pengorganisiran animasi khususnya yang berbasis FOSS. Namun dari perkembangan dan antusiasme para anggotanya, BI menjadi berkembang dengan serangkaian Visi dan Misinya. Berturut-turut prestasi dalam satu tahun ini adalah: [dot]BlendMagz/ebook pertama BI, Juara GCOS 2009, Open Movie Seruling, Creative Motion 5 Kota, berdirinya Open Studio Society (OSS) di Jogja berlanjut di Surabaya, dll. Khusus Open Movie, saat ini masih dalam proses finishing di OSS Jogja (selengkapnya: http://serulingproject.blogspot.com).

Ada satu point yang mendalam dari para anggota forum BI, yaitu mencipta. Awalnya kami hanya saling kritik dengan membuat karya dan mengupload di forum, belakangan beberapa anggota merapakan barisan dan membentuk sebuah komunitas regional di kota masing-masing. Salah satu yang menonjol adalah BARA (blender Army Surabaya) yang dipimpin oleh Adhicipta dan kawan-kawan. Proses yang kami alami sangat berbeda yang tadinya hanya menonton kini menjadi pencipta. Artinya ada keseriusan dan komitment yang tidak saja berkumpul atau nongkrong dan meyebarluarkan Blender sebagai sofwate handal, akan tetapi memulai memodifikasi blender, mengimplementasikan dalam project, menciptakan pendukungnya, dan menghasilkan sebuah karya dalam animasi atau still image.

Saya berpendapat bahwa pola pikir semacam ini harus di copas (copy-paste) ke seluruh komunitas. Tidak dipungkiri jika selama ini banyak komunitas hanya terkesan berkoar soal FOSS dan temuannya untuk disosialisasikan. Jarang komunitas yang mulai menghasilkan sesuatu, kalaupun ada bisa dihitung dengan jari. Salah satu yang menonjol adalah BlankOn. Bisa jadi ini adalah kesalah-pahaman tentang terminologi FOSS tadi. Tidak terbayang berapa energi yang harus dikeluarkan dari kegiatan semacam ini.

MERUBAH PENONTON menjadi PENCIPTA
Sebelum saya berbicara tentang banyak hal yang bisa dihasilkan dari FOSS khusunya animasi dan Blender. Maka marilah kita keluar sejenak menuju ke satu MindSet pencipta. Dari satu kata saja saya yakin banyak yang langsung paham artinya. Mencipta berarti membuat, melahirkan karya, menghasilkan, mendesain, bekerja, dsb. Yup, itu dia pointnya! Anda langsung bisa menganalogikan sebuag ciptaan dengan produsen.

Dihubungkan dengan animasi, maka berarti disini adalah menciptakan produk-produk yang berhubungan dengan animasi. Film, games, software interaktif, karakter, dll. Banyak produk yang bisa digali dari satu bidang, film misalnya. Maka langsung terhubung dengan karakter, property film, environment, serial, short movie, layar lebar, dll. Tidak perlu terburu-buru, tangkap saja satu produk, karakter misalnya.

Dalam sebuah film maka hal yang paling menonjol selain cerita adalah karakter. Karakter adalah sebuah kepribadian yang membedakan satu dengan yang lain. Singkatnya sebuah identitas. Nah, karakter dalam film berbentuk gambar (animasi) yang mempunyai sifat tertentu dan misi dalam kaitannya dengan sebuah script atau cerita. Sebuah karakter sengaja diciptakan untuk mempengaruhi atau memberi pesan kepada khalayak (penonton) dengan dibumbui cerita dalam adegan yang mengisahkan. Kekuaan sebuah karakter sangat ditentukan oleh motivasi positif dalam cerita dan penggambaran secara visual dalam bentuk gambar. Bicara gambar berati bicara komunikasi verbal/visual. Jadi karakter haruslah mewakili sebuah pesan yang ingin disampaikan yang akhirnya menjadi ikon tertentu yang mempengaruhi pemikiran masyarakat atau penontonnya.

Produk karakter sudah selayaknya mempunyai lisensi. Dalam dunia HAKI karakter termasuk Intelektual Property yang diciptakan produsen dan dilindungi oleh hukum. Hanya produsen pemegang lisensi saja yang boleh mendistribusikan, memperbanyak, menggunakan dalam media yang disepakati. Misalnya saja: karakter Donald yang diciptakan Disney. Disney sebagai pemegang lisensi mempunyai hak penuh secara intelektual untuk menjual dan mendistribusikan dalam bentuk merchandise, film, action figure, dll. Pemegang lisensi di setiap negara atau studio harus membayar Hak ini kepada pemegang utama. Sehingga pihak pemegang boleh memplublish sesuai perjanjian yang disepakati. Tentu saja ada keuntungan besar yang dimikili oleh produsen utama. Intinya dari satu hal karakter saja bisa dibayangkan keuntungannya secara bisnis.

Kaitan dengan penciptaan diatas adalah: jika tadinya masyarakat FOSS tadi hanya ber-euforia menontong rilis terbaru sebuah produf bernama FOSS, maka sudah sepatutnya kini FOSS yang menghasilkan penciptaan produk FOSS baru yang dinamakan IP (Intellectual property) atau kekayaan intelektual. Hukum yang mengatur kekayaan intelektual di Indonesia mencakup Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri, yang terdiri atas Paten, Merek,Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Perlindungan Varietas Tanaman. Jadi jelaslah kalau dari sudut pandang animasi saja banyak hal bisa dihasilkan dengan Blender dan FOSS sebagai basisnya.

Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
1. Segera mendata & mengorganisir potensi Anda
2. Memulai mencipta
3. Try & Eror
4. Dokumentasi
5. Konsisten
6. Teamwork
7. Goal Akhir (devisa, materi, pengangguran, dll)

HizaRo.com
kapten@blenderindonesia.org

Start From Here!


KEMANDIRIAN AWAL SEBUAH PROSES

Definisi Kemandirian

Mandiri adalah sebuah keadaan ideal individu untuk melakukan sesuatu. Titik dimana segala kesiapan/persiapan sebuah proses akan terus berlanjut. Mandiri bukan sebuah akhir atau pencapaian dalam melakukan sesuatu (cita). Justru kemandirian harus dijadikan awal pijakan sebelum segala sesuatunya
akan diraih. Alangkah dangkal jika sebuah cita-cita hanya sampai dikata mandiri saja.

 

Seseorang bisa dikatakan mandiri jika minimal bisa menguasai diri, mengertipotensi-potensi diri, dan tidak bergantung mutlak kepada orang lain. Sering disebut juga sebuah “kemerdekaan” (freedom). Beberapa sumber mengatakan bahwa mandiri juga merupakan sebuah skill yang didasarkan kekuatan, kemauan, dan hasrat diri (passion) untuk berbuat. Dalam bahasa Inggris sering disebut Independent. Sedangkan secara kategori sering disebut antara lain, Jiwa Mandiri, Ekonomi Mandiri, Mental Mandiri, Kreatif Mandiri,
dan seterusnya.

Point dari sebuah kemandirian bagi saya adalah mandiri sebagai HAK asasi. Ini berarti sangat bergantung pada pilihan diri seseorang. Dan untuk mengetahui mandri tidaknya seseorang yang paling mengerti adalah dirinya sendiri. Sebagai contoh adalah seorang yang berada di penjara. Bagi kebanyakan orang penjara dalah akhir dari segalanya. Sempit, gelap, mencekam, dll. Tetapi sejarah mencatat banyak karya besar lahir dari tempat ini (Tafsir Prof. Hamka, Tan Malaka, Soekarno, Penulis Yunani & Romawi, dst). Secara fisik memang di terali besi, tetapi belum tentu Ia tidak merdeka secara jiwa. Memang fisiknya tidak bisa kemana-mana selain makan dan tidur di penjara, namun bisa saja pikiran dan jiwanya melanglang buana ke negeri
entah berantah. Jadi, sekali lagi mandiri disini bukan soal fisik semata namun sebagai sebuah pola pikir (mindset).

Bagaimana Memulai?
Setelah mengerti definisi mandiri, maka hal selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara
memulai, kapan, darimana, dst. Banyak cara untuk melakukannya dan tidak ada keharusan untuk menjiplak
cara orang lain. Namun ada syarat minimal yang paling dasar, yaitu dimulai dari diri sendiri dan sejak dini. Karena proses ini tidak selalu sama, maka alangkah baiknya jika prosesnya lebih awal.

Belajarlah dari pengalaman orang lain melalui buku, internet, dan berdialog dengan sahabat terdekat Anda.
Dengan demikian bisa memangkas proses dari segi waktu. Setidaknya tiak perlu mengalami kesalahan yang
sudah dilakukan oleh orang lain. Cerdas!

Berdasarkan pengalaman saya, mandiri terbagi menjadi 3 proses. Secara jiwa, ekonomi, dan mental. Untuk lebih jelasnya saya akan coba uraikan satu demi satu agar Anda mengerti yang menjadi point dari pengalaman saya.

Jiwa Mandiri
Seperti yang sudah disinggung diatas, bahwa mandiri bisa berbicara soal jiwa/pikiran (mindset). Mungkin saat ini Anda masih banyak bergantung kebebasannya secara fisik, masih butuh bantuan orang lain, atau bekerja dibawah tekanan sebuah instansi. Tapi saya menekankan untuk TIDAK terpenjara secara jiwa/pikiran. Mulailah membebaskan pola pikir Anda dengan sesuatu yang bisa membuat diri sendiri senang (positif). Jangan terbelenggu oleh doktrin atau di dikte oleh pemikiran orang lain. Berkelanalah secara bebas namun bisa dipertanggungjawabkan. Karena kebebasan yang baik tentunya tidak merugikan orang lain.
Pola atau sistem pendidikan di indonesia memang masih jauh dari harapan ideal bagi sebagian besar masyarakat. Tetapi tidak berarti apapun bagi seseorang yang sudah mempunyai jiwa yang mandiri. Secara fisik memang sama dengan kebanyakan orang dalam aktifitas keseharian. Bedanya akan segera tampak dalam sikap menghargai waktu, cara merespon masalah, dan cerdik dalam keterbatasan. Ternmasuk dalam hal kreatifitas, seorang yang kreatif dan mandiri jiwa/pikirannya akan tidak banyak mengeluh dan cenderung berhasil mengakali keterbatasannya. Bagi orang semacam ini, alat bukanlah hal mutlak, yang
mutlak adlah bagaimana memaksimalkannya untuk menunjang ide-ide dan kegelisahannya. Sebaliknya bagi orang yang belum mandiri, hal sekecil apapun akan nampak menyusahkan baginya. Takut akan banyak hal yang belum tentu terjadi, cenderung meninggalkan masalah dan bukannya menyelesaikannya. Sikapnya jelas berbanding terbalik, waktu menjadi relatif lama karena banyak hal tidak efisien dilakukannya. Output inilah yang menentukan keberhasilan seseorang. Ingat, waktu tidaklah GRATIS! Maka segeralah membebaskan jiwa dan pikiran Anda menjadi mandiri untuk banyak hal.

Ekonomi Mandiri
Setelah pikiran menjadi mandiri, maka kita harus menjadi mandiri secara ekonomi. Ya, ekonomi disini adalah kebutuhan dasar dan pelengkap termasuk pengertiannya secara primer, sekunder, dan tersier. Tentu saja hal ini adalah dambaah banyak orang, baik tua maupun muda dalam ukuran yang wajar. Kemandirian ekonomi besar pengaruhnya bagi kemandirian yang lain. Bagaimana mungkin bisa mengatasi banyak tantangan/masalah jika ekonominya saja masih ditopang oleh orang lain (bergantung).

Contoh kongkritnya adalah negara kita. Dari sudut ekonomi kita belum dikatakan mandiri alias masih bergantung oleh bangsa lain. Akibatnya secara halus namun pasti, perbudakan masih saja terjadi, hanya bentuknya yang modern dan tertutupi dengan halus. IMF misalnya yang dimasa krisis moneter terjadi seakan menjadi penentu setiap kebijakan pemerintah, dan banyak contoh seperti freeport, ilegal logging, dll. Fiuh, banyak sekali hutang dicatat dalam rekor negara karena ekonomi kita sangat lemah, karena kita tidak mandiri secara ekonomi. Bagi seorang mahasiswa kemandirian secara ekonomi tidak harus dalam pengertian luas. Misalnya saja dengan bekerja paruh waktu untuk membantu orang tua dalam hal biaya kuliah. Atau menggunakan kreatifitas dan potensi diri untuk menghasilkan. Saya yakin efeknya bisa beragam dan positif. Mahasiswa menjadi lebih percaya diri, semakin terampil, tidak minder, dan keyakinan diri yang semakin kuat. So, gunakan waktumu untuk hal yang positif dan gunakan untuk menunjang aktifitas.

Dalam kasus mahasiswa desain grafis misalnya, maka kreatifitas dan ide-ide Anda sangat dibutuhkan dalam banyak hal. Mulailah berlatih menerapkan ilmunya dengan mengikuti kompetisi desain, magang di advertising, percetakan, atau menjadi creative konsultan di berbagai agency, dll. Anda beruntung karena
modal utama sudah dipegang, otak. Dengan demikian tiodak perlu dijelaskan lagi kalau kemandirian secara ekonomi bisa dimulai dari SEKARANG!

Mental Mandiri
Nah, kemandirian mental ini menarik. Mengapa? Karena mental mandiri menentukan generasi. Saya beranggapan bahwa kemajuan suatu bangsa terukur dari sikap mental yang mandiri. Tidak ada revolusi industri, reformasi pemerintahan dan bisnis tanpa adanya mental mandiri yang kokoh.

Dimasa-masa ini banyak sekali paradok yang terjadi dalam masyarakat (atau parodi). Lihat saja banyak orang tua dengan tergopoh-gopoh berusaha mencari dana untuk menyekolahkan anaknya, sementara si anak justru menghabiskan waktunya di warung kopi atau nongkrong (negatif) bersama temannya. Tidak salah memang, namun lain halnya jika kita sudah memegang 2 sikap diatas, jiwa dan ekonomi. Hal-hal asik bisa berarti peluang bahkan bisnis. Karena nongkrong tidak selalu berarti negatif, semua tergantung dari sikap dan motivasinya. Namun dilapangan menunjukkan bahwa, banyak waktu hanya digunakan untuk hal yang kurang berguna. Stop berpikir masa depan dulu! Lakukan perubahan dari lingkungan kecil, diri sendiri. Bayangkan apa yang akan terjadi jika mental mandiri ini dilakukan secara massal. Dahsyat! Niscaya bangsa ini akan bergetar, ekonomi akan bergerak sehat, pemerintahan akan membaik, dan kehidupan menjadi lebih baik. Kemandirian mental adalah kebutuhan mutlak yang bisa merubah suatu bangsa, mengalirkan peradaban, dan mengobarkan semangat juang. Lakukan dengan segera dan Tuhan pastinya akan memberi
reward untuk Anda.

Kesimpulan
Tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali lakukan dari sekarang. Berapapun banyak buku Anda di lemari, sebagus apapun sifat Anda, sesempurna apapun fisik Anda, akan menjadi tidak berguna jika tidak disertai dengan perbuatan sedini mungkin. Mungkin Anda masih bersatus mahasiswa baru hari ini, tetapi ingat bahwa beberapa saat lagi akan menjadi sejarah lalu. Tidak perlu menyesal jika Anda sudah melakukan
yang terbaik saat ini. Bayangkan bahwa proses belajar ini menarik, penuh tawa, dan akan membawa banyak perubahan. Akhirnya selamat berproses dan menciptalah! Karena Revolusi Adalah Mencipta (Tan Malaka)

by HizaRo

Disampaikan dalam orientasi
Modern School of Design, 16 September 2010