Kemarin sore
(21/3) saya mampir mengunjungi beberapa teman CG artist di bilangan
Jakarta selatan. Hal yang sudah lama tidak saya lakukan diantara
kesibukan sebagai independent animation film maker adalah, mengunjungi
sebuah studio animasi yang konsen ke industri. Maka mampirlah saya ke
One Animation studio secara spontan.
Selain dekat, saya juga
ingin bertemu kawan-kawan Blender Army yang sudah 'mapan' dan bekerja
secara profesional di Industri. Maka melalui
Arif Suranto, saya pun mendapat akses kunjungan singkat. Namun, ternyata tidak sesederhana itu.
Andria Nur Wahyu,
senior koordinator One, menyambut saya dan Chonie dengan senyum ramah
dan akrab. Ia lalu memperkenalkan saya dengan mbak Ajeng, studio manager
disana, yang juga tak kalah 'friendly' dengan Andria. Secara spontan
pula, saya bertemu mas
Dieky Suprayogi,
animation supervisor, untuk pertama kalinya (Ia adalah senior animator
asal Malang, dulunya kami satu kampus di Jogja, namun tidak sempat
bertemu muka, hanya via chatting). Mereka lalu membawa kami melakukan
'mini tour' keseluruh bagian studio animasi ini. Kekeluargaan dan
harmonis adalah satu hal yg pertama kami rasakan siang itu.
Kami
melangkahi lantai pertama studio dengan balutan senyum yang semakin
merenyah. Suasanya nyaman dan sporty adalah hal kedua bagi perasaan
kami. Pandangan casual kolam renang dan taman kecilnya yang rapih,
menyegarkan kami diantara sekaan keringat yang siang itu dirasakan panas
dari luar.
Sekilas pandang, saya berkesimpulan bahwa 'para
penghuni' studio ini berbangga dengan apa yang mereka miliki disana. Dan
benar, mereka sendiri yang mendisain ruangan dan menata ruang sesuai
dengan keinginan dan mood yang ingin meraka bangun. Beberapa mural di
tembok, setting interior, pemilihan warna, dan aksesoris didalamnya
adaah citarasa dari tema perasaan sang penghuni. Belum sempat percikan
suara air saya nikmati, Andria dan Ajeng lalu mengajak kami ke lantai
kedua. Ruangan utama tempat berbagai produksi animasi dengan ribuan
deadline mereka habiskan.
Sebuah tangga bergambar beruang di sisi tembok, adalah penyambut termanis yang seakan mewakili energi studio, pejuang tangguh.
Lalu setelah 24 fps langkah meniti tangga, sampailah kami di dalam
ruangan para pejuang tersebut (dalam kacamata saya, secara spontan
ruangan itu mengingatkan saya pada perusahaan game yang pernah saya
bangun bersama rekan-rekan lampau 10th lalu). Puluhan talent terbaik
sedang bergelut di depan workstation, dengan tempelan dan notifikasi
task di sisi-sisi monitor, yang didalamnya terdapat 'wayang-wayang'
virtual siap diberikan ruh dan kehendak cerita. Server dan renderfarm di
pojok ruangan, berkelip-kelip LED diiringi suara kipas pengusir panas,
sementara jejeran kabel LAN rapih tersisir di pojokkan dinding.
Ruang utama tersebut merupa saya dengan energi kegigihan. Mengesankan
saya atas gotong-royong yang terdidik bersama dengan berbagai perintah
yang akan mereka taklukkan bersama. Bukan saja berkumpul dan sama-sama
bekerja, tetapi bekerjasama. Sebuah misi pekerjaan untuk mencapai visi
dan mimpi dengan sebuah kerja keras yang dibumbui kecerdasan.
5 menit kemudian, kami melangkah kedalam ruang para supervisi. Saya lalu bertemu
Andry Viyono,
teman sekaligus pejuang awal Bender Army Indonesia, forum yang
bersama-sama kami besarkan selama 7th terakhir. Ia menjadi supervisi
sekaligus lead dalam team modeler di One Studio. Bisa ditebak, kelekar
nostalgia kami habiskan dlm beberapa menit kemudian. Oya, saya juga
dipertemukan juga dengan 'Bagong'
Bagus Edi Saputra,
seorang 'kiai muda' dari Surabaya (animator sekaligus teman berpuisi
dalam lagu beriringan gitar bolong, beberapa tahun lalu di sebuah kafe
milik duo penyanyi Endah dan Reza).
Sementara disebelah, ruangan
berikutnya, kami berdiskusi dengan beberapa staff. Bertukar pikiran
untuk melihat perkembangan animasi secara singkat mendatang. Tidak
banyak, hanya sekilas dan dibumbui kenangan masing-masing staff,
bagaimana awal mereka sampai berkumpul di studio tersebut.
Sayangnya, hembusan semilir AC lalu memanggil kantuk kami yang tertahan
siang itu. Maklum saja, karena kami ke Jakarta secara estafet (PP) dalam
48 jam. Baiklah, cukup untuk sementara waktu.
...
Kami pun
berpamitan untuk kembali memanjakan kantuk dan menghabiskan sore itu.
Dalam beberapa diskusi dan pengamatan, saya baru sekali ini menemui
sebuah studio animasi kecil (dibawah 50 org) tetapi 'cabe rawit' dan
mengendarai pipeline rapih dengan kualitas animasi diatas standar
service pada umumnya.
Tetapi yang terpenting disini adalah,
studio dibangun dengan memfasilitasi orang-orang didalamnya. Fun, enjoy,
clean, homy, dan efektif. Work hard, play hard!
Maka sepertinya saya harus ubah judul diatas:
One Animation Studio, sebuah 'playground' bagi animator.